Beban Ekonomi dan Kematian Akibat TB


Cerita saya kali ini masih tentang penyakit purba di era Global (The Captain of All These Men of Death)?
Yaitu Tuberkulosis /TB. Dimana perjuangan manusia melawan TB sudah dimulai sejak jaman dahulu kala.
Dari  kondisi tidak berdaya melawan TB hingga akhirnya ditemukan obat anti TB. Seharusnya sekarang kita dapat berlega hati karena TB dapat disembuhkan tetapi mengapa  masalah TB masih terus ada dan sulit untuk diberantas?

Tema kali ini  adalah tentang   ..." Penyakit TB dapat memberi dampak kematian dan ekonomi."


TB masih menjadi masalah kesehatan di tingkat dunia.

Padahal selama 20 tahun WHO bersama negara-negara yang tergabung didalamnya, telah berupaya keras dalam menuntaskan penyakit TB, dan salah satu poin dalam Milenium Development Goals (MDG) adalah membahas penuntasan penyakit tersebut.TB
Indonesia menduduki peringkat keempat dengan jumlah kasus TB terbanyak di dunia setelah India, Cina dan Afrika Selatan. Di Indonesia, TB adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular. Dan peringkat 3 dari 10 penyakit pembunuh seperti stroke, kanker dan diabetes. Menurut data Riskesdas tahun 2007, setiap hari diperkirakan 186 meninggal karena TB.
Mari kita lihat data dibawah ini:
  • Dengan perkiraan kasus sebanyak 8,6 juta. 
  • Angka kematian akibatTB  di dunia mencapai 1.3 juta jiwa per tahun, 410.000 pada wanita dan 74.000 pada anak-anak. 
  • Sebanyak 1.1 juta orang dengan HIV menderita TB ( 13% ), dengan kematian sekitar 320.000 jiwa. 
  • Untuk kasus TB resisten obat dari 450.000 kasus, 170.000 meninggal akibat penyakit ini.
  • Di Indonesia, setiap tahun terdapat 67.000 kasus meninggal karena TB ( 186 orang per hari ). 
  • Selain itu pada usia 5 tahun ke atas, TB merupakan penyebab kematian nomor 4 di perkotaan setelah stoke, Diabetes dan Hipertensi dan nomor 2 dipedesaan setelah Stroke (Riskesda 2007).
  • TB adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan peringkat 3 dalam daftar 10 penyakit pembunuh tertinggi di Indonesia (SKRT 2004)
  • Resiko penularannya 1 : 10 setiap tahunnya ( artinya dalam tiap tahunnya 1 orang penderita dapat menularkan kepada 10 orang lainnya). Data kementerian kesehatan menyebutkan, setiap tahun terdapat 460.000 kasus baru.

Beban TB di Indonesia masih terbilang sangat tinggi. 
Mengingat setiap tahun masih ada 460.000 kasus baru.
Penyebabnya pun beragam, antara lain : penyebaran kuman yang mudah dan cepat,  kasus ko-infeksi TB-HIV, ada juga kasus TB kebal obat dan yang terakhir adalah kasus penyakit TB berdampak terhadap perekonomian si pasien..

Ada  fakta dari study kasus ...
  1. Seseorang penderita TB, terkadang enggan menuntaskan terapi pengobatannya (6 bulan) karena terapi yang memakan waktu lama. Membuat kondisi pasien tidak enak, disamping itu biayanya mahal (karena tidak saja biaya obat-obatan, perawatan, juga konsumsi makanan sehat, adalah menjadi tambahan beban pasien, terutama bagi golongan masyarakat kurang mampu). Padahal bila tidak minum obat hingga tuntas /terapi berhenti ditengah jalan, maka dapat menimbulkan kasus baru yaitu TB resistan obat  (terapi menjadi lebih lama lagi yaitu 2 tahun) akhirnya obat-obatannya pun menjadi lebih mahal dan lebih beragam.  Dan si Penderita TB menjadi tidak terobati dan tertangani akhirnya menemui ajalnya.
    Beban ekonomi yang dialami si pasien juga menjadi beban TB. Beban TB terus ada, seakan-akan TB sulit untuk dientaskan.
  2. Kasus ko-infeksi TB-HIV atau HIV-TB.
    TB dapat disembuhkan sementara HIV tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan. Penanganan yang selama ini telah dilakukan adalah pasien TB dan HIV
    * ditangani secara bersamaan dalam satu kunjungan ke rumah sakit.
    * Mengurangi dampak TB pada pasien HIV juga sebaliknya HIV pada pasien TB adalah dengan cara menumbuhkan kesadaran untuk selalu  menjaga kesehatan tubuh dan lingkungan, menjalani pola hidup sehat.
    Beban Kematian
    Kolaborasi dua penyakit ini adalah mematikan, tetapi pentingnya upaya pencegahan harus menjadi kan hal utama supaya hidup benar-benar berkualitas serta produktif. 
  3. Memang ... sakit selalu berdampak pada perekonomian si penderita. Salah satu dampak ialah 75 % pasien TB harus mengambil pinjaman atau berhutang untuk biaya pengobatan dan biaya sehari-hari.

Mengapa TB harus ditemukan, diobati dan disembuhkan?
Walaupun TB merupakan penyakit menular dan mematikan, sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah dan disembuhkan.
Tetapi apabila penyakit tersebut dibiarkan, maka akan mengancam stabilitas suatu negara dan dapat menimbulkan beban ekonomi negara menjadi berat.

Meningkatnya biaya pengobatan merupakan beban masyarakat juga negara. Hal demikian tidak dapat didiamkan begitu saja. Membiarkan mereka meninggal ...? Padahal penyakit ini dapat dicegah dan disembuhkan. Karena penyakitnya dapat dicegah dan disembuhkan, meka pemerintah pun mengupayakan sekuat tenaga dalam memecahkan masalah yang selama ini membelenggu agar alokasi dana kesehatan yang disediakan khusus untuk pengentasan penyakit TB dapat dihemat. Syukur-syukur lagi dapat dialihkan ke pos-pos lainnya bagi pembangunan ekonomi bangsa.

Melalui  blog ini saya  peduli dan ingin masyarakat Indonesia hidup sehat sejahtera tanpa penyakit TB. Informasi tentang TB, diharapkan dapat mengedukasi sehingga dapat turut membantu mengurangi beban TB. Paling tidak informasi ini berguna bagi diri kita sendiri dan keluarga, serta masyarakat sekitarnya, juga masyarakat Indonesia umumnya. Dengan demikian semua dapat turut membantu memutus mata-rantai penyebaran  dan mengentaskan penyakit menular dan mematikan ini.
Bersama-sama kita pasti bisa menuju Indonesia bebas TB 2050.

Berikut ini tentang penyakit TB :
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini paling sering menyerang bagian paru-paru. Kronis, menular dan dapat menimbulkan kematian walapun demikian penyakit ini dapat dicegah dan disembuhkan.


PENYAKIT TB MEMBERI DAMPAK KESAKITAN DAN KEMATIAN



PERGI BEROBAT BEGITU TERDAPAT GEJALA-GAJALA  TB









PENYAKIT TB MEMBERI DAMPAK EKONOMI



Bila kita lihat fisik pengidap TB. Dengan keadaan demikian kemungkinan dapat mengganggu  aktifitas penderita. Terutama apabila ia seorang yang bekerja.  Karena sakit, maka kinerjanya pasti menurun kemungkinan besar bisa kehilangan pekerjaan akibat dari penyakit yang dideritanya. Tentu saja ....perekonomian keluarganya pasti terganggu.
Selain biaya penyembuhan seperti obat-obatan, perawatan dan makanan sehat pendukung kesembuhan juga merupakan hal yang masih merupakan kendala yang menghambat pengentasan penyakit TB. 50 % dari pasien TB mengalami penurunan pandapatan per tahunnya. Meningkatnya penderita TB, secara langsung juga menyebabkan penyediaan obat gratis pemerintah juga semakin tinggi.  Mengapa sakit selain merupakan beban penderita juga menjadi beban negara? Nah bila suatu negara beban TB nya tinggi, maka alokasi dana kesehatan semakin tinggi, hal itu tidaklah baik karena  bisa mengancam stabilitas suatu negara. Itu sebabnya mengapa pemerintah sangat serius dalam pengentasan masalah TB.

Dampak TB, paling sering diukur dengan biaya.
Memperhitungkan beban biaya akibat TB dengan melihat alur kejadian dan biaya yang timbul baik pasien yang diobati maupun tidak diobati. Adapun jenis biaya yang diperhitungkan diantaranya :
  1. Biaya langsung, yaitu biaya yang harus ditanggung pasien selama berobat, seperti : biaya obat-obatan, tenaga medis, diagnosis . Bukankah berobat TB gratis ???  Benar !!  Pengobatan TB 6 bulan diberikan secara gratis, namun biaya pemerisaan penunjang lain antara lain CT Scan, Lab, dll .
  2. Biaya tidak langsung, seperti biaya yang harus ditanggung pasien tetapi tidak berhubungan dengan proses pengobatan. Misalnya : biaya transportasi pulang-pergi ke rumah sakit, biaya makanan selama di rumah sakit, serta tambahan biaya untuk pengantar juga biaya makanan sehat penunjang kesembuhan pasien.
  3. Biaya hilangnya waktu produktifitas karena selama pasien sakit ia tidak bekerja. Selama sakit otomatis penghasilannya nol. Kemudian untuk penyembuhan sakitnya ia harus mengambil uang tabungan atau mencari pinjaman.
  4. Biaya hilangnya produktifitas karena kematian.
Berdasarkan estimasi CDC beban biaya yang ditanggung akibat TB, adalah :

  • Biaya Langsung dan tidak langsung untuk pengobatan standar lamanya terapi pengobatan 6-9 bulan, hilang sebesar $17.000
  • Biaya untuk pengobatan MDR-TB lamanya terapi pengobatan 20-26 bulan, hilang sebesar $260.000 yang meliputi biaya langsung sebesar $134.000 dan waktu produktif yang hilang adalah sebesar $126.000.
  • Biaya untuk pengobatan XDR-TB, lamanya terapi pengobatan 30 bulan, hilang sebesar $ 554.000, yang meliputi biaya langsung sebesar $430.000 dan biaya hilangnya waktu produktif sebesar $ 124.000
Dengan perkiraan 443.000 kasus per tahun, setiap pencegahan kasus TB dapat menghemat beban biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Dengan memperkuat pencegahan kasus, maka dapat menghemat biaya sistim kesehatan. Biaya yang dapat ditekan tersebut dapat memberikan kontribusi negara dalam melindungi individu dari kemiskinan dan membangun ekonomi bangsa Indonesia.

Oleh karena itu alangkah baiknya mencegah atau mendeteksi TB sedari dini, kemudian langsung memeriksakan diri ke dokter. Supaya beban biaya pengobatannya tidak terlalu besar juga penyakitnya dapat disembuhkan. Setelah sembuh dapat kembali beraktifitas seperti sedia kala dan produktif kembali.

Sekarang saatnya kita "CARI TAHU, WASPADA, PEDULI  DAN  LAKUKAN."
  • Kenali gejala-gejalanya agar penyakit TB nya bisa diobati dan disembuhkan dengan mudah, dan biayanya murah.
  • Waspada terhadap bahaya penyebarannya yang mudah dan cepat.
    Waspada terhadap bahaya TB kebal obat.
    Waspada terhadap bahaya ko-infeksi TB dengan penyakit lain.
    Waspada terhadap akibat TB, bisa mengganggu perekonomian keluarga juga negara
  • Peduli ... Kesehatan mahal harganya. Jaga kesehatan sebelum sakit.
  • Apabila sudah sakit berobatlah sebelum terlambat. TB yang terabaikan bisa mengakibatkan kematian.
    Sakit harus diobati supaya sembuh. Bila sembuh tentunya dapat beraktifitas seperti sedia kala. Hidup jadi berkualitas dan produktif. Tentu saja bila ini dilakukan dapat mengentaskan masalah perekonomian di masyarakat. Stabilitas negara jadi kuat dan tidak terganggu. Negara yang masyarakatnya sehat menjadi lebih maju, besar, dan kuat.
  • Lakukan kampanye peduli TB dengan harapan masyarakat mau dan segera melakukan pemeriksaan bila didapati memiliki gejala-gejala TB. Semoga melalui kampanye lewat blog dapat mengedukasi masyarakat luas supaya dapat memutus mata rantai penyakit TB. Sembuhkan TB adalah tanggung jawab bersama.
  • Bersama-sama kita pasti bisa menuju Indonesia bebas TB 2050.

Mari kita pro-aktif dalam menemukan, mengobati dan sembuhkan TB



Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog
Temukan dan Sembuhkan TB Seri 6 : # Beban Ekonomi dan Kematian Akibat TB




Sumber referensi :
http://www.tbindonesia.or.id/http://www.stoptbindonesia.org/
http://www.tbindonesia.or.id/

http://www.who.int/en/
http://www.depkes.go.id/

0 comments:

Post a Comment