.
Pada orang dengan sistim imunitas menurun (ODHA), infeksi TB laten mudah berkembang menjadi TB aktif.Saat ini perkembangan HIV-AIDS Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. Jumlah kumulatif kasus HIV dari 2005-Juni 2013 sebanyak 108.600 kasus. Diperkirakan ada 186.000 orang yang hidup dengan HIV (2010).
Beberapa daerah merupakan wilayah epidemi yang terkonsentrasi. Bahkan Papua merupakan wilayah dengan epidemi yang meluas dimana pravalensi HIV pada populasi umum sebesar 2,4%. Dua belas provinsi telah diidentifikasi sebagai daerah prioritas untuk intervensi HIV.
Pada triwulan kedua tahun 2012, ada 196 rumah sakit, 76 klinik, 159 puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) yang mempunyai layanan konseling dan tes sukarela (VCT) serta 238 Rumah Sakit yang menyediakan pengobatan antiretroviral (ART) secara nasional.
PERKEMBANGAN KEGIATAN KOLABORASI TB-HIV TAHUN 2013
No
|
Kegiatan Kolaborasi TB-HIV
|
Perkembangan saat ini
|
MEMPERKUAT MEKANISME KORDINASI
|
||
1
|
Membentuk dan memperkuat kordinasi
program TB&HIV di semua tingkat.
|
Di tingkat nasional
telah dibentuk" Forum Komunikasi TB-HIV (sebagai wadah koordinasi para
mitra)".
Di tingkat propinsi
telah dibentuk" Kelompok Kerja TB-HIV".
|
2
|
Melaksanakan
surveilans HIV pada pasien TB
|
Surveilans mengenai
TB-HIV menggunakan sistim SITT dan SIHA
Memperkuat sistim
pencatatan pelaporan TB-HIV dengan 20 variabel terkait.
|
3
|
Melakukukan perencanaan bersama kegiatan
TB-HIV.
|
Dilaksanakan tiap tahun untuk mempercepat
expansi kegiatan.
|
4
|
Monitoring &
Evaluasi
|
Pencatatan dan
pelaporan berbasis elektronik sudah dilaksanakan secara bertahap sejak tahun
2012 di semua propinsi.
|
MENURUNKAN BEBAN TB PADA PASIEN HIV
|
||
1
|
Intensifikasi penemuan kasus TB pada ODHA.
|
|
2
|
Pengobatan pencegahan dengan INH.
|
Uji pendahuluan talah dilaksanakan
di 4 rumah sakit (RSCM, RSUP Persahabatan Jakarta, RSU Hasan Sadikin
Bandung, RS Marzuki Mahdi Bogor). Mulai tahun 2014 akan diperluas secara
bertahap di semua propinsi.
|
3
|
Memastikan pencegahan
dan pengendalian (PPI) TB di layanan HIV.
|
Pelaksanaan PPI TB perlu dipercepat dan
diperluas sesuai dengan pedoman PPI TB di RS, Fasyankes dan Lapas.
|
MENURUNKAN BEBAN HIV
PADA PASIEN TB
|
||
1
|
Menyediakan layanan tes HIV pada pasien
TB dan konseling (TIPK).
|
TIPK pada semua pasien TB sesuai dengan
permenkes No.21 tahun 2013 menyebutkan bahwa pada wilayah epidemi
terkonsentrasi dan rendah TIPK dilakukan pada orang dewasa, remaja, dan anak
dengan tanda dan gejala yang menunjukkan infeksi HIV & TB tanpa memandang
faktor resiko. Data nasional menunjukkan pencapaian sebesar 3% (Data Tw3
2013, subdit TB).
|
2
|
Menyediakan layanan pencegahan HIV.
|
Dilaksanakan pada populasi umum.
|
3
|
Pengobatan pencegahan dengan memberikan
kotrimoksasol dan ARV pada pasien TB-HIV.
|
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog
Temukan dan Sembuhkan TB seri 5 : #TB dan HIV : Tantangan kedepan
Sumber referensi :
Agak sulit buat artikel ini, smg bisa ikut meramaikan #sembuhkantb
ReplyDeletetetep semangat ya mas!
Delete