perkotaan maupun diluar akses pelayanan kesehatan.
Mengapa kita harus mencari, mengobati dan menyembuhkan ?
Apabila penyakit ini dibiarkan ... maka akan mengancam stabilitas sebuah negara dan dapat menimbulkan beban ekonomi negara menjadi berat.
Resiko penularan adalah 1 orang pengidap TB dapat menulari 10 orang lain setiap tahunnya. Meningkatnya biaya pengobatan juga merupakan beban masyarakat juga negara. Hal tersebut tidak bisa didiamkan begitu saja. Membiarkan mereka meninggal, padahal penyakit ini bisa dicegah dan disembuhkan. Jadi... sekarang saatnya kita cari tahu apa itu TB dan waspada, peduli dan lakukan.
Kali ini saya bermaksud mengingatkan kembali kenapa masih banyak kasus TB di dunia?
Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan besar secara global selama 20 tahun WHO bersama dengan negara-negara yang tergabung didalamnya, berupaya untuk menuntaskan penyakit TB ini. Oleh karena itu Penyakit TB menjadi salah satu poin dalam Milenium Development Goals (MDG) yang akan berakhir di tahun 2015
Di bawah ini adalah fakta dan bukti perlawanan dunia terhadap TB:
- Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi tunggal pembunuh kedua setelah HIV/AIDS.
- 8.6 juta orang menderita TB di tahun 2012
- 1.3 juta orang meninggal akibat TB di tahun 2012
- 410.000 wanita meninggal akibat TB di tahun 2012
- 530.000 anak sakit TB di tahun 2012.
Beban TB di Indonesia masih terbilang tinggi. Hal ini dialami semua negara di seluruh dunia. Ini bukan asumsi semata tapi berdasarkan data. Berikut ini adalah data kasus MDR-TB di dunia :
Kisah perjuangan para ilmuan penemu kuman TB , dan penemuan obat TB tentu membuat kita tercengang. Dari yang sebelumnya berada pada keadaan tak berdaya melawan kuman TB hingga berhasil menemukan obat penyembuh TB.
Pertanyaannya adalah : "Kenapa kok penyakit ini masih sulit diberantas?"
kekebalan terhadap obat, itulah jawabannya.
Kondisi demikian disebut TB Resistan Obat / MDR-TB (Multi Drug Resistan - TB).
Pasien MDR-TB tidak mempan dengan obat standar TB sehingga harus menggunakan obat golongan lain dan memerlukan waktu pengobatan yang lebih lama.
Merngapa demikian?
Apabila :
- Minum obat tidak teratur seperti yang disarankan oleh petugas kesehatan
- Sakit TB yang berulang yang artinya sebelumnya pasien ini pernah mendapatkan terapi penyembuhan tetapi tidak menuntaskan pengobatannya.
- Pasien berasal dari wilayah yang mempunyai beban TB Resistan Obat yang tinggi
- Ada kontak dengan seseorang yang sakit TB Resistan Obat.
- Tinggal di daerah padat penduduk, memudahkan penularan penyakit.
- Ketidaktahuan masyarakat kalau dirinya tertular TB jenis MDR-TB.
- Petugas kesehatan memberikan pengobatan yang tidak tepat, baik panduan, dosis, lama pengobatan dan kombinasi obat yang tidak standar.
Pasien TB menjalani terapi obat jenis antibiotik yaitu : Isoniazid dan Rifampizin
Apabila pasien TB menjalani pengobatan tetapi tidak menuntaskan minum obat yang seharusnya berlangsung selama 6 - 9 bulan, misalnya pada bulan keempat pasien tersebut merasa kesehatan sudah membaik sehingga ia memutuskan untuk menghentikan terapi penyembuhannya, maka apa yang terjadi? kuman Mycobacterium tuberculosis ini tidak mati secara keseluruhan dan sisa-sisa bakteri yang adapun menjadi kebal terhadap obat yang membunuhnya. Bakteri-bakteri tersebut kini memiliki genetik yang berbeda dengan bakteri-bakteri TB sebelumnya sehingga lebih ganas. Setelah beberapa bulan kemudian... sakit orang ini kambuh lagi tetapi dengan kasus MDR-TB. Ingat penyakit ini adalah penyakit kronis menular dan bisa mengakibatkan kematian. Apabila dibiarkan maka orang ini bisa menulari kepada orang-orang sekitarnya. Dan orang yang tertular berikutnya adalah penderita MDR-TB bukan penderita TB biasa, maka pengobatannya pun sama beratnya. Dan obat-obatan yang diberikan juga jauh lebih sulit, lama dan mahal.
Diagnostik terbaru:
Xpert® MTB/RIF adalah tes diagnostik cepat dan bisa digunakan untuk mendeteksi TB dan jenis kuman TB yang kebal rifampisin.
Bisakah MDR-TB disembuhkan?
Jawabnya " Bisa ,asalkan disiplin minum obat hingga tuntas, sabar, serta semangat yang tinggi untuk sembuh."
MDR-TB bisa diterapi dan disembuhkan dengan obat anti TB lini kedua. Namun pengobatan MDR-TB cukup sulit karena pilihan obat terapi menjadi terbatas. Kemoterapinya dilakukan selama 2 tahun. Hal inilah yang menyebabkan pengobatan MDR-TB mahal dan tentu saja tidak mengenakkan bagi penderita.
Solusi pengendalian kuman-kuman yang kebal terhadap obat anti tuberkulosis adalah dengan memastikan penderita terobati secara tuntas hingga dinyatakan sembuh oleh dokter. Memastikan adanya kendali infeksi yang memadai di layanan kesehatan tempat penderita berobat, yaitu menggunakan obat yang tepat dan benar yang direkomendasikan. Khusus untuk MDR-TB yakni obat-obatan lini dua.
Yuuk kita lebih proaktif untuk menemukan, mengobati, dan sembuhkan TB sebelum TB resistan Obat bahkan ada kasus baru XDR-TB (resistan terhadap obat MDR-TB). Kasus XDR-TB sudah dilaporkan penemuannya di 92 negara.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog
Temukan dan Sembuhkan TB seri 4 : # TB Resistan Obat
sumber referensi :
http://www.tbindonesia.or.id/
http://www.depkes.go.id/
http://www.stoptbindonesia.org/
http://www.who.int/tb/en/
selamat ya mak.. :) memang kalau kesalahan pada petugas kesehatannya sayang juga ya? gemes deh jadinya.. bapak saya termasuk kena MDR tb krn ini juga hiks..
ReplyDeletesaya ikut prihatin... semoga bapaknya cepet sembuh ya :')
Deleteterimakasih ucapannya mak ;)
bagus tulisannya... lengkap... selamat!
ReplyDeleteterimakasih ;)
DeleteSelamat ya... susah juga bikin artikel kesehatan yang bagus...
ReplyDeleteterimakasih ;) saya juga beberapa kali nulis dan alhamdulillah baru kali ini menangnya hehe tetep semangat ya!
Deletethanks
ReplyDelete